Tuesday, December 10, 2013

MIJIL, Pada Malam Sebelum Sebuah Kepergian

" Gus,hidup itu tidak akan selalu menanjak ke atas, suatu kali dia akan jatuh perlahan bahkan bisa jadi dia terjun sangat kencang menghambur pada tanah liat dan memfosil."

Seorang teman masa kecil berkata beberapa hari yang lalu,satu kalimat yang membuat kembali pada sebuah cerita masa kecil, semua cerita yang diceritakan ibu, beberapa saat sebelum berangkat ke tanah timur Indonesia. Mungkin kamu pernah mengalaminya, mendengarkan dan merasa menjadi seseorang yang tidak terlihat dalam sebuah cerita. Mengikuti setiap alurnya, berada disana, mencoba berteriak memberikan larangan agar masa depan berubah, namun semua tokoh dalam cerita itu terus saja melakoni jalan cerita yang sama, tak akan ada yang mendengarmu. Berpeganglah pada satu hal. Berhentilah berandai-andai, jika memang semua tokoh itu menuruti apa yang kamu teriakkan, masa depan tak akan berubah menjadi sesuai keinginanmu.

Anak kedua dari tiga bersaudara, satu bayi perempuan cantik lahir pada tahun 1988, seorang lelaki, saya,lahir tahun 1990, dan adik lelaki bungsu dengan masa kecil bak selebritis papan atas di keluarga besar kami karena tingkah lucunya pada tahun 1996. Dibesarkan dalam sebuah keluarga sederhana dan jika kamu mau tahu, menjadi seorang anak yang lahir 17 bulan setelah kakak perempuannya menangis untuk pertama kalinya melihat dunia bukan hal yang mudah bagi seorang ibu pada saat itu, bahkan sebelum bayi kevil itu menangis pertama kali seperti sang kakak setahun sebelumnya. Dengan kondisi keluarga yang baru menyusun batu-batu pertama rumah tangga, dua anak dengan umur yang hanya berjarak satu setengah tahun di rasa akan sangat berat menurut nenek,merasa tidak diharapkan lahir ke dunia saat mendengar cerita tokoh yang ada namun belum ada di dalamnya terasa sedikit menyakitkan. Hal yang sama membuat saya berpikir bahwa bahkan saya benar-benar memulai kehidupan di dunia ini dalam keadaan terpuruk. Berjuta maaf saya sampaikan untuk ibu, saya tau tak sedetik pun ibu memikirkan hal yang sama.

Saya berpisah dari  rahim hangat ibu pada tanggal 07 Januari 1990, pukul 00.57 jika saya tidak salah mengingat jam pada akte kelahiran saya.  tidak seperti kakak dan adik saya yang gemuk putih dan berbagai deskripsi tentang bayi menggemaskan pada umumnya, semua yang di deskripsikan tentang saya jauh dari bayi yang lucu menggemaskan. Tidak, saya tidak gemuk saat lahir, tetap kurus, seperti sekarang. Hanya saja tanpa begitu banyak hal tidak penting yang sekarang saya pikirkan, jadi saya rasa keadaan saya ketika itu jauh lebih segar. Dengan kulit gelap dan mata bulat dan lebar, juga daun telinga saya yang kisutentah apa saya masih bisa dibilang lucu saat itu. Saya tidak bisa bercerita banyak, waktu itu saya hanya bisa menangis dan mencari air susu, Apa yang kamu harap akan saya ingat? letak air susu? Retoris saya rasa. Tapi jika dibandingkan dengan cerita tentang kakak saya yang hampir dibawa pulang oleh suster yang jatuh cinta padanya, atau adik bungsu saya, mungkin saya bayi yang paling menyebalkan di dunia,-hal yang membuat saya sedikit mahfum mengenai pendapat banyak orang yang mengatakan saya menjengkelkan. Ya, bawaan lahir saya rasa.

Tidak ada hal yang bisa dibanggakan pada masa balita saya, jauh dari kata " masa kecil luar biasa". Saya tidak pernah mau makan ikan. Bahkan udang dan kepiting selalu membuat saya muntah dari apa yang saya dengar. Wanita mana yang tidak khawatir akan perkembangan otak anaknya yang seperti itu, begitu juga ibu. Tubuh mungil saya juga sangat sensitif, hampir setiap bulan dokter langganan keluarga kami akan bertemu ibu karena saya jatuh sakit, dan dalam periode yang sama, saya pasti demam tinggi hingga kejang-kejang, orang jawa menyebutnya setep, dengan cara melafalkan "E" pertama seperti petani dan "E" kedua seperti kamu merapal efek. Antibiotik sangat akrab dengan tubuh kecil saya saat itu, banyak yang tersisa dari pengaruh obat kimia itu pada tubuh saya, gigi saya rapuh, akibat terlampau banyak melahap antibiotik. Dan karena sering demam hingga kejang itu juga, dokter dengan sangat kejamnya berkata pada ibu, memohon maaf dan meminta ibu tidak kaget jika nanti ketika dewasa perkembangan otak saya agak terhambat. Dokter berkata ada kemungkinan seringnya saya setep bisa berpengaruh pada perkembangan kecerdasan saya.satu hal lagi yang membuat saya menggangguk lemah mengerti, mungkin itu juga sebabnya saya sering melakukan hal bodoh, mungkin dokter itu benar.

Pemalu yang luar biasa, saya selalu berjalan di belakang ibu, mengait celana atau tangan beliau. Jangan pula coba-coba menggendong saya saat baru pertama kali bertemu jika tidak mau dibekuk polisi dengan tuduhan penculikan, saya pasti menangis sejadi-jadinya. Dan bagaimana perasaanmu jika menjadi saya saat pada akhir ceritanya mengenai hal itu ibumu berkata padamu sembari tertawa,
"setidaknya ibu ndak pernah takut kamu diculik pas kecil mas"
Boneka smurf kecil berwarna biru dengan topi putih yang (menurut saya)  keras, mungkin dia di adopsi dari sebuah pasar malam, tapi jika kalian ingin tahu, dia sahabat terbaik di dunia. Kuceritakan sedikit rahasia, dia bisa berbicara!!!!-setidaknya dalam pikiran saya yang bahkan saat itu belum dapat melangkah, ataupun berkata. Saya memeluknya setiap malam sebelum tidur,bagi tubuh saya yang kecil,dia tetap saja boneka smurf kecil, Tapi saya berhenti bermain dan ngobrol dengannya saat berumur belum dua tahun jika saya tidak salah ingat. Dari cerita ibu, saya baru melangkah pertama kali pada umur 20 bulan, dan mulai berbicara enam bulan kemudian. Bayi bodoh jika saya boleh menilai diri saya sendiri. saya menggigiti topi putih miliknya,dan bibir saya berdarah,sejak saat itu dia tidak pernah lagi terlihat,mungkin smurf kecil sahabat saya menangis dan pergi entah kemana setelah ibu memarahinya. Satu hal yang membuat saya marah padanya, bahkan dia pergi sebelum saya sempat mengucapkan terima kasih padanya.
  
Ada waktu saat kita tak saling menyalahkan, tak saling berprasangka, berpikir dengan sangat sederhana, dan melakukan semuanya tanpa berpura-pura. Ada masa dimana kita berbicara pada sebuah boneka, merasa berada di dalam sebuah mobil mainan dan berputar mengelilingi rumah raksasa, saat kita berbicara pada seseorang yang tidak pernah ada, tidur pada box dengan iringan lagu yang sama setiap malam, memeluk guling kecil yang km simpan hingga remaja. Tak ada salahnya kembali kesana dan mengingat semuanya saat ingin berucap dusta, saling mengiris hati, atau memeluk tubuh wanita yang tak pernah berhenti merekam semua jejak yang kamu tinggalkan.

sebuah potongan adegan dalam otak saya yang meloncat gembira,terbesit saat merasakan hangat pelukan wanita yang saya panggil ibu, pada malam sebelum meninggalkan rumah.

Twitter Bird Gadget