Monday, September 9, 2013

September Jatuh

September berseru gema.
menyeru kabar sebelah hati tersenyum bahagia, sedang pasangannya mengeras tak lagi berasa.
keduanya hilang, rasa, juga asa.
setahun lalu.

September, gagal menggigil.
berkali-kali mencoba membeku.
buka mata, apa yang dipuja tidak pernah gagal cela.
Penghamba tak mencari iba
mereka melihatmu sepenuh jenuh tuduh, meneduh, tak sekalipun menjauh.
jangan juga kamu tanyakan mereka tentang cela, mereka tak pernah tau
baginya tak ada cela, hanya bagian dekap cinta

September benci mencaci,
mengangkat pedang getah, berbekas pada degup gugup
berdansa pada sayatan patah, ranting,juga kata
bukan, hati tidak patah, mereka tumbal tumbang

September, mencandu rindu
belah bilah bermata dua, menghentikan debar hambar senyum, pada perang paling hangat
sebuah sumber kelahiran, menarik restu berganti pastu,
mengetuk kutuk anggukan Tuhan.

September, pulang tergesa
berjingkat cepat mengendap genap
mengejar kereta yang sudah meninggalkannya kemarin sore
berlari sejajar dengan seorang gadis mengikuti kata hati,
sekali bersilang, lalu semakin menjauh

September, dengan semua harapan yang jatuh padanya menahan lebam beban.
  
7 September 2013















Cahya Bagus Mandalukita

0 comments :

Post a Comment

Twitter Bird Gadget