Wednesday, April 2, 2014

Setau Saya Ini Terlambat

                Ada segerombolan manusia menarik yang diciptakan Tuhan untuk mewarnai hidup dari masing-masing kita. Pertemuan dengan pensil warna seperti mereka juga biasanya tidak terduga, tapi tidak dengan saya. Saya bertemu dengan manusia-manusia ini dengan cara yang sangat biasa, kuliah. tapi coret-coret ini bukan tentang mereka, saya hanya ingin membicarakan salah satunya. Ibunya, yang sangat dia sayang -saya tau dia sangat menyayangi ibunya dari banyaknya teman saya ini menceritakan tentang seorang ibu yang berada di Jogjakarta, memberikannya nama Arfindo Briyan Santoso. Saya lebih suka memanggil pria itu "Om"
             Rasanya saya sudah pernah membicarakannya suatu waktu, saat saya kehilangan kepribadian saya. Biar kusiarkan sesuatu pada kalian, tanggal 28 Maret kemarin pria itu berulang tahun, pria yang kupanggil om tadi, sepertinya sedang mengukuhkan bahwa dirinya lebih tua dewasa dari saya. Tidak, saya tidak sedang menggodanya, saya yakin dia bangga pada perubahannya menjadi dewasa. Dan saya dengan sangat jujur bisa berkata, saya bangga mengenalnya. Pria yang sedang jatuh cinta pada seorang wanita di kota kelahirannya sejak lima tahun yang lalu. Kuberitahukan sekarang padamu kawan, saya sendiri iri melihatmu mampu berjuang sekeras itu. Doaku selalu yang terbaik untuk kalian. Ini memang ulang tahunmu, tapi biar kamu yang meniup lilin lalu aku ikut berdoa, semoga kamu mengenalkannya padaku suatu saat, sebelum kalian mengucapkan ikrar sehidup semati.
                 Tulisan ini daripada ucapan selamatku, lebih ingin kujadikan tempat pengakuan dosa. Om, aku lupa ulang tahunmu. Lucki mengingatkanku hari itu, tepat pada hari kamu lahir. Kawanmu itu kurang ajar, kenapa tidak mengingatkanku sehari sebelumnya, sehingga aku setidaknya bisa menjadi orang ketiga yang mengucapkan ulang tahun padamu. Setelah ibuk dan kekasih jauhmu itu. Sekarang, sudah terlanjur. Aku tak tahu aku menjadi kawan sehina apa, yang tak mengignat hari ulang tahunmu. Maaf.  padahal kamu dengan sangat baik membantuku mengerjakan proyek rahasia. Maaf lagi aku merepotkan, kamu satu-satunya profesional yang aku kenal, setidaknya cukup dekat sehingga aku tidak akan sakit hati jika kamu menghina sampah rahasia itu.
Apapun yang pernah kukatakan padamu, tapi aku salah satu orang yang tersenyum diam-diam atas kebahagiaanmu. Juga mengamini apapun yang kamu imani,semua yang kamu panjatkan pada Tuhan saat meniup lilin di atas kue ulang tahunmu. Selamat Ulang Tahun Kawan, pesanku hanya satu, tak ada satu pesan yang bisa diucapkan oleh seorang sahabat untuk menunjukkan kebahagiaannya atas bertambahnya umurmu, 


Sebuah ucapan yang terlambat,

Cahya Bagus Mandalukita
                            

0 comments :

Post a Comment

Twitter Bird Gadget