Perahu tidak lagi tertambat,pergi berlayar memancung
cumi-cumi bertinta biru. Angan berhembus melawan angin,mengoyak cinta yang
terus dicabik cita,perahu koyak terus berlayar,angan kali ini agak lebih
kencang,kaki yang biasanya digunakan mendayung diletakkan,,dibiarkannya
mengikuti kemana angan melayarkan cinta,
Biar koyak,perahu yang berlayar selalu mencari daratan,rindu
,berlabuh melempar sauh,berpelukan hingga jenuh,daratan menjadikan mimpinya
penuh,kepadanya perahu rela berlumut, karenanya perahu berani menentang laut,
dayung tak akan berhenti mengayuh,sebelum sauh bisa berlabuh,layar pantang dilipat,jika
daratan belum terlihat,,
Cincin yang disimpan,adalah kenangan,kasih yang
berkarat,rasa yang hilang sekarat.pengingat relung,silap yang sama tak boleh
terulang,kadang kalian akan memaksa diri,untuk saling mengikat,,tapi tak cukup
kuat untuk membuat rusuk bertahan pada belikat.
Kalian tak akan mengerti caraku berbahasa,,berbisik dengan
jiwa yang masih terluka,bertanya pada mereka yang sedang bahagia,kapan
merasakan gairah yang sama. Cemburu selalu terjadi,pada hati yang tidak
memiliki,meneriakkan bahwa dia juga ikut mencintai,apa yang kau sembunyikan
dibalik punggungmu.
Aku menyelam pada pasir hisap,berusaha mencari yang kutenggelamkan padanya tiga tahun yang lalu,aku mengambang,sepertinya terlalu banyak garam,asin,semoga bukan karena air mata,,
Malam hariku gelap,sepertinya bulan sedang terlelap,terlambat meremangkannya , pun
angin berhenti meniup uap air menjadi embun, bintang-bintang turun,sebagai
kunang-kunang,lalu terbang,pada matamu,
Sepertinya aku akan terlempar dan terdampar,,bisa kutebak
pekerjaanku,,berbisik rindu pada botol kosong, melarungnya pada hitam ombak
rambutmu,atau menerbangkannya dengan layang-layang,hingga terbuka tutupnya,dan
menyiarkan pada dunia.
Sejuk embun pada daun pagi,pada musim semi,topeng musim
gugur yang belum terkuak, kita berteduh,,semua indah harus dijalani,sebelum
duka diratapi.hangatkan dulu musim dingin,pun musim gugur yang berangin dengan berpelukan..
Aku berguru,pada peramal,belajar cara menerka isi hati
seorang perempuan, putri kerajaan ,sedangkan para penasihat saling memberi
masukan,dukungan,dan mempertanyakan keyakinan,putri tak semestinya disakiti,
bahkan untuk terjatuh tanpa disengaja,
Aku berlayar di atas perahu,pada laut dengan badai yang sudah
berlalu,dengan ombak yang mengantarkan perlahan,padamu yang tak sekedar
persinggahan,padamu,daratan pengharapan.
Selalu ada seseorang yang membuat seseorang lainnya
mempunyai harapan,selalu ada satu alasan,membuatmu terus diperjuangkan.
Cahya Bagus Mandalukita
0 comments :
Post a Comment